DESA SIYOTOBAGUS

Wilayah Desa Siyotobagus terletak pada wilayah dataran rendah dengan luas 264 ha. Pusat pemerintahan desa Siyotobagus terletak di dusun Bagusan RT 02 RW 01 dengan menempati areal lahan seluas 500 m2. Jumlah penduduk desa Siyotobagus sebanyak 3.133 jiwa yang tersebar di 2 Dusun, 2 RW dan 16 RT, dari jumlah tersebut, terdiri dari laki-laki 1.532 jiwa dan perempuan 1.601 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata selama 6 (enam) tahun terakhir 1,5%, dengan tingkat kepadatan sebesar 100,075 jiwa/km2.

Sejarah

Desa Siyotobagus pada awalnya terdiri dari dua wilayah atau dua Desa yaitu Desa Siyoto dan Desa Bagusan. Kata Siyoto berasal dari kata Satak yaitu nama Seorang pelarian dari tanah Sunda (pelarian akibat kalah perang) yang diyakini Makamnya didukuh Jatisari dengan sebutan gedhong Wilaladan.

Sedangkan kata Bagusan berawal dari Cokroyudo dan Anaknya yang bernama Cokro Kusumo sekitar tahun 1830. Mereka berdua adalah Prajurit Pangeran Diponegoro yang kalah perang dan melarikan diri yang akhirnya sampai disuatu tepat berupa rawa-rawa (embak). Ditempat tersebut mereka bertemu dengan seseorang yang dianggap sesepuh diwilayah itu dan beliau dipanggil Mbah Ngembak. Lama kelamaan daerah tersebut dinamakan dukuh ngembak.Mbah Ngembak diyakini makamnya berada dimakam sentono.

Desa Siyotobagus pada awalnya terdiri dari dua wilayah atau dua Desa yaitu Desa Siyoto dan Desa Bagusan. Kata Siyoto berasal dari kata Satak yaitu nama Seorang pelarian dari tanah Sunda (pelarian akibat kalah perang) yang diyakini Makamnya didukuh Jatisari dengan sebutan gedhong Wilaladan.Sedangkan kata Bagusan berawal dari Cokroyudo dan Anaknya yang bernama Cokro Kusumo sekitar tahun 1830. Mereka berdua adalah Prajurit Pangeran Diponegoro yang kalah perang dan melarikan diri yang akhirnya sampai disuatu tepat berupa rawa-rawa (embak). Di tempat tersebut mereka bertemu dengan seseorang yang dianggap sesepuh diwilayah itu dan beliau dipanggil Mbah Ngembak. Lama kelamaan daerah tersebut dinamakan dukuh ngembak.Mbah Ngembak diyakini makamnya berada dimakam sentono.

Cokroyudo dan Cokrokusumo terus dikejar Belanda dan untuk menghindarinya keduanya naik kegunung. Sebelum naik ke gunung beliau berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa  meminta pelindungan.Sepeninggal mereka ke gunung tiba-tiba ditempat itu muncul seekor Rusa dan Ayam Hutan yang sedang bertarung. Setelah belanda melihat ada binatang bertarung,mereka berkeyakinan bahwa tidak mungkin ada orang yang melewati tempat tersebut.akhirnya belanda meninggalkan tempat itu.

Mengetahui belanda meninggalkan daerah embak, Cokroyudo dan anaknya duduk diatas batu dan menghadap utara, seraya berkata,”Wahai anakku cobalah lihat pemandangan dibawah bukit itu,alangkah bagusnya.semoga tempat dibawah itu besok kalau ada perkembangan jaman dinamakan Bagusan”. Cokroyudo dan Cokrokusumo dimakamkan dimakam Dusun Sedayu (Desa Suwaru,  Kecamatan Bandung).

 

Sebelum tahun 1915 Kepala Desa Siyoto Bernama Siyun dan kepala Desa bagusan Bernama Kasan Redjo tahun 1915.Kadipaten Tulungagung menghendaki desa Siyoto dan desa Bagusan disatukan. Pada masa itu dinamakan Komplangan (Tidak ada pemerintahan). Kemudian tahun 1916 diadakan pemilihan kepala desa Siyotobagus yang pertama dengan calon yaitu Siyun Mantan Desa Kepala Desa Siyoto dan Kasan Redjo mantan Kepala Desa Bagusan,dan  pemilihan kepala desa tersebut dimenangkan oleh Kasan Redjo. Sebelum mbah Kasan Redjo maju menjadi calon kepala desa,beliau bernadzar kalau terpilih menjadi kepala desa Siyotobagus akan menikah dengan salah satu wanita dari Siyoto. Karena kasan redjo terpilih menjadi kepala desa Siyotobagus akhirnya nadzar tu dilaksanakan, Mbah Kasan Redjo menikah dengan janda beranak 2 dari Siyoto dan salah satu nama anak itu bernama padi.

Adapun yang menjadi kepala Desa Siyotobagus mulai tahun 1916 sampai sekarang adalah sebagai berikut :

  1. Kasan Redjo 1916-1932,Terdapat dua orang  Kandidat dan system pemilihannya,pemilih bebaris dibelakang calon.
  2. Kasbun Djoredjo (anak kasan Redjo) 1933-1852,terdapat dua Kandidat  dan Sistem pemilihannya,pemilih berbaris dibelakang calon.
  3. Ali Mudjoyo ( Mudjair ) 1953-1978 Terdapat delapan orang kandidat. Sistem pemilihannya dengan memasukkan biting kedalam bumbung yang berada dibelakang calon. Salah satu dari delapan orang kandidat tersebut yang  mendapat biting terbanyak maka dialah pemenangnya.
  4. Banar 1979-1989 Terdapat satu orang Kandidat. Sistem pemilihan dilakukan dengan cara mencoblos gambar atau symbol.
  5. Mu’adi 1990-1997 Terdapat tiga orang kandidat. Sistem pemilihan dilakukan dengan cara mencoblos gambar atau symbol.
  6. Nasrip 1997-2006 Terdapat dua Orang Kandidat. Sistem pemilihan dilakukan dengan cara mencoblos gambar atau symbol.
  7. Djoko Sugiono 2007-2011 Terdapat tiga orang kandidat,system pemilihan dilakukan dengan mencoblos gambar calon.
  8. Djoko Sugiono 2012-2018 Terdapat dua Orang Kandidat, system pemilihan dilakukan dengan mencoblos gambar calon.
  9. Sutrisna 2019-sekarang Terdapat Tiga Orang Kandidat, system pemilihan dilakukan dengan mencoblos gambar calon.

Wilayah Desa

0
Dusun
0
Rukun warga
0
Rukun tetangga
Wilayah Dusun
Batas Wilayah

Visi & Misi

Rukun Bersatu Membangun Desa
  1. Meningkatkan kinerja Pemerintah Desa maupun Lembaga desa dengan cara melengkapi sarana dan prasarana.
  2. Meningkatkan fungsi dan tugas lembaga desa.
  3. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.
  4. Meningkatkan kesejahteraan di bidang pembangunan, pertanian maupun usaha lainnya.
  5. Semangat bersatu dan menjaga kerukunan.

Perangkat Desa

Desa Siyotobagus

SUTRISNA

KEPALA DESA

SOKIP

SEKRETARIS DESA

TITIN DWI ASTUTI

KAUR KEUANGAN

AHMAD SAIKONI

KAUR UMUM DAN TATA USAHA

ULFAH LAILI

KAUR PERENCANAAN

MUHSIN

KASI PELAYANAN

KARSINI

KASI PEMERINTAHAN

SUKADI

STAF KASI PELAYANAN

MUHSIN

KEPALA DUSUN SIYOTO

DAMANURI

KEPALA DUSUN BAGUSAN

SISWOYO

OPERATOR DESA I

JUHAN ARDI PRATAMA

OPERATOR II

Ingin tahu statistik desa?

Semua data statistik tentang desa